Perbandingan beberapa sistem budidaya
================
1. Bioflok
- sistem ini menggunakan aerator
- tanpa filtrasi
- menggunakan probiotik dan molase
- memerlukan ganti air yang sering
- watt sedang sampai besar, mengandalkan aerator yang kencang.
- menggunakan probiotik umum spt EM4
- menggunakan kapur dolomit
- perlu proses penuaan air dan membentuk flok selama 2 minggu, sebelum bisa tebar bibit...
- biasa diterapkan di kolam bulat, terpal atau semen. Tidak lazim diterapkan di ember.
2. RAS
- sistem ini menggunakan filtrasi diluar kolam, dalam beberapa tahapan filtrasi.
- instalasi filter lebih mahal, makan biaya dan tempat.
- listrik besar, 1 kolam bulat D2 perlu 200watt
- pergantian air jarang
- kadang masih perlu tambahan aerator
- menggunakan probiotik umum
- perlu penuaan air 1 sampai 2 minggu...
- biasa diterapkan dikolam bulat, semen atau terpal, tidak lazim di ember.
3. Sistem FK
- menggunakan filter aerator, memanfaatkan aerator sekaligus sebagai filter didalam kolam. Filter bisa disetting kerapatannya, sesuai keperluan.
- perlu ganti air. Intensitas ganti sesuai jenis ikan dan setting kerapatan filter, dan kepadatan tebar...
- watt rendah
- Bisa diaplikasikan pada ember, drum, tandon, kolam terpal, semen.
- perlu penutupan ember, atau kolam.
- bisa indoor dan outdoor...
- tebar padat sangat tinggi.
- menggunakan probiotik dan produk2 khusus FK..
- tanpa perlu penuaan air, bisa isi air langsung tebar...
- pada kolam bulat D2 bisa tebar sampai 12rb ekor lele. Dengan daya 8-10 titik aerator (16-20 watt)
- Teknologi asli Made in Indonesia....
Berapa FCR pakan yang mampu dihasilkan sistem2 ini??.... Silahkan di tes sendiri2....